Butonpos.com – Hujan deras yang mengguyur Dusun Wapomaru, Desa Manuru, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton sejak malam hingga siang hari kembali memicu kepanikan. Air menggenang hingga ke pelataran rumah warga, dan sebagian sudah mulai masuk ke halaman rumah.
Bagi warga Wapomaru, ini bukan fenomena baru. Tapi mereka mulai jenuh hidup dalam ketidakpastian setiap musim hujan. Drainase yang buruk, kurangnya perhatian pemerintah, dan minimnya solusi konkret membuat mereka merasa seperti “tahanan cuaca” di kampung sendiri.
“Setiap kali langit mendung, jantung kami langsung deg-degan. Belum juga hujan deras, kami sudah siap-siap angkat barang,” keluh Lakasiani (40), salah satu warga yang rumahnya paling sering terdampak genangan air.

Warga Merasa Dibiarkan Hidup Dalam Ketakutan Musiman
La Gaja, imam desa Manuru yang juga tinggal di wilayah tersebut, menyesalkan tidak adanya perbaikan dari tahun ke tahun. “Kami seperti dibiarkan bertahan sendiri. Padahal masalahnya jelas—drainase dan saluran air tidak memadai,” ujarnya.
Ia mengatakan, warga sudah berkali-kali mengadu ke pemerintah desa dan kecamatan, tapi belum juga ada tindakan yang terasa di lapangan.
Harapan Warga: Aksi Nyata, Bukan Kunjungan Saja
Kini warga hanya bisa berharap agar ada kepedulian nyata, bukan hanya kunjungan lapangan yang berakhir dengan foto dan janji. Mereka menginginkan solusi permanen seperti pelebaran saluran air, pembuatan drainase baru, dan normalisasi area rawan genangan.
“Kami tidak perlu datangnya kamera, yang kami butuh itu tindakan. Kalau ada bahan, alat, dan arahan—kami siap bantu kerja bakti. Tapi jangan terus dibiarkan begini,” tegas Lakasiani.
La Gaja menambahkan, “Kami bukan minta mewah, cuma ingin hidup tenang meskipun musim hujan. Jangan sampai kami terus jadi korban cuaca setiap tahun.”
Selama belum ada solusi nyata, warga Wapomaru akan terus hidup dalam siaga. Bukan karena bencana besar, tapi karena masalah kecil yang dibiarkan terlalu lama.
Butonpos 13/Juni/2025








